Hubungan antara asupan gizi dengan tumbuh kembang anak usia 5-6 tahun
a.) LATAR BELAKANG
Makanan yang mengandung gizi mempunyai peranan penting dalam tumbuh
kembang anak. Adanya anak dengan asupan gizi tidak baik dan tumbuh kembang anak
yang tidak normal disebabkan karena banyaknya orang tua yang tidak mengerti dan
memahami pentingnya memberi asupan makanan yang bergizi.
Data UNICEF tahun 1999 menunjukan 10-12 juta (50-69,7%) anak balita di
Indonesia 4 juta antaranya di bawah 1 tahun berstatus gizi sangat buruk dan
mengakibatkan kematian, malnutrisi berkelanjutan meningkatkan angka kematian
anak. Setiap tahun diperkirakan 7% anak balita Indonesia (sekitar 300000 jiwa)
meninggal, ini berarti setiap 2 menit terjadi kematian satu anak balita dan
170000 anak (60%) diantaranya akibat gizi buruk.
Jadi masalah tumbuh kembang anak yang masih banyak ditemui sampai
sekarang, situasi dan kondisi yang tidak kondusif turut menjadi penyebab makin
banyaknya anak yang mengalami gangguan atau penyimpangan tumbuh kembang anak di
usia 5-6 tahun khususnya.
b.) RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian
yang telah di kemukakan pada latar belakang penelitian tersebut,maka yang
menjadi masalah adalah :
a. ) Apakah ada hubungan asupan gizi dengan
tumbuh kembang anak usia 5-6 tahun.
b.) Bagaimana jumlah asupan makananan yang bergizi dalam tumbuh kembang
anak.
c.) Bagaimana agar asupan gizi dapat memperbaiki
tumbuh kembang anak usia 5-6 tahun.
c.) TUJUAN MASALAH
a.) Meningkatkan kesadaran orang tua mengenai pentingnya makanan
bergizi.
b.) Untuk mengetahui hubungan asupan gizi dengan
tumbuh kembang
anak usia 5-6 tahun.
c.) Mengantisipasi kurangnya asupan
gizi pada anak usia 5-6 tahun.
d.)TINJAUAN
PUSTAKA
Bayi merupakan salah satu kelompok rawan gizi.
Kekurangan gizi pada masa bayi dapat menimbulkan gangguan tumbuh kembang secara
fisik, mental, social, dan intelektual yang sifatnya menetap dan terus dibawa
sampai anak menjadi dewasa. Selain itu kekurangan gizi dapat menyebabkan
terjadinya penurunan atau rendahnya daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi.
Badan kesehatan dunia WHO dan UNICEF menyatakan terjadinya gagal tumbuh akibat
kurang gizi pada masa bayi mengakibatkan terjadinya penurunan IQ 11 point lebih
rendah dibanding anak yang tidak kurang gizi.
Gizi kurang dan gizi buruk saat ini terjadi
hampir di semua Kabupaten dan Kota di Indonesia yaitu 110 Kabupaten/Kota dari
440 Kabupaten/Kota
di Indonesia dengan prevalensi di atas 30%. Kondisi gizi buruk
berpotensi terhadap angka kematian. Hal ini dilihat dari tingginya jumlah kasus
gizi buruk
yang meninggal di Indonesia selama tahun 2005 yaitu 286 balita. Angka
ini diperkirakan lebih tinggi dari yang sebenarnya karena data ini berdasarkan
laporan yang diambil dari Kasus-kasus kematian balita akibat gizi
buruk yang tidak dilaporkan diyakini masih banyak.
Pola asuh makan pada bayi meliputi pemberian gizi
yang cukup dan seimbang melalui pemberian ASI dan pola makan. Pada bayi
pemberian ASI dan pola makan yang tidak benar ditengarai sebagai penyebab
tingginya angka kesakitan dan gizi kurang.
e.) KERANGKA PEMIKIRAN
a.) Melakukan pendekatan terhadap orang tua.
b.) Memberikan penyuluhan terhadap orang tua
mengenai pentingnya asupan gizi terhadap tumbuh kembang anak.
c.) Memberikan cara atau saran sehat mengenai
asupan gizi yang baik dalam proses tumbuh kembang anak.
d.) Menjelaskan jenis-jenis makanan yang bergizi
yang baik untuk disajikan pada anak usia 5-6 tahun khususnya.
F.) Metode
Penelitian ini
dilakukan di sebuah taman kanak-kanak .Desain penelitian cross sectional dengan
populasi penelitian adalah anak yang berusia 5-6 tahun. Subyek dipilih dengan
cara consecutive sampling. Kriteria eksklusi yang digunakan adalah:
tidak masuk sekolah pada saat hari pemeriksaan, Data penelitian yang dikumpulkan meliputi data
hasil pengukuran tinggi badan (TB) dan berat badan (BB) serta pengisian
kuesioner yang telah diuji coba sebelumnya melalui wawancara terpimpin.
Kuesioner meliputi data sosiodemografi; 16,17 asupan nutrisi secara kualitatif
dan kuantitatif, yaitu dengan metode food recall 1x24 jam; serta
informasi deskriptif tentang pola makan sehari-hari yang diperoleh melalui
metode food frequency. Informasi asupan nutrisi diperoleh dengan metode
wawancara terstruktur dengan responden, yaitu orangtua atau pengasuh subyek
penelitian, dengan menggunakan alat peraga (food model).
g.) Variabel
Ø Variabel bebas :
Asupan Gizi
Ø Variabel terikat :
Tumbuh Kembang anak 5-6 tahun
Skala Nominal
h.)QUISIONER
1. Apakah setiap pagi anak ibu diberi sarapan ?
Jawab:
A. Ya B.Tidak
2. Apakah setiap bulan anak ibu dibawa ke posyandu?
Jawab:
A. Ya B.
Tidak