Sabtu, 15 Desember 2012

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN GIZI DENGAN TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 5-6 TAHUN


Hubungan antara asupan gizi dengan  tumbuh kembang anak usia 5-6 tahun

a.) LATAR BELAKANG
Makanan yang mengandung gizi mempunyai peranan penting dalam tumbuh kembang anak. Adanya anak dengan asupan gizi tidak baik dan tumbuh kembang anak yang tidak normal disebabkan karena banyaknya orang tua yang tidak mengerti dan memahami pentingnya memberi asupan makanan yang bergizi.
Data UNICEF tahun 1999 menunjukan 10-12 juta (50-69,7%) anak balita di Indonesia 4 juta antaranya di bawah 1 tahun berstatus gizi sangat buruk dan mengakibatkan kematian, malnutrisi berkelanjutan meningkatkan angka kematian anak. Setiap tahun diperkirakan 7% anak balita Indonesia (sekitar 300000 jiwa) meninggal, ini berarti setiap 2 menit terjadi kematian satu anak balita dan 170000 anak (60%) diantaranya akibat gizi buruk.
Jadi masalah tumbuh kembang anak yang masih banyak ditemui sampai sekarang, situasi dan kondisi yang tidak kondusif turut menjadi penyebab makin banyaknya anak yang mengalami gangguan atau penyimpangan tumbuh kembang anak di usia 5-6 tahun khususnya.
b.) RUMUSAN MASALAH
            Berdasarkan uraian yang telah di kemukakan pada latar belakang penelitian tersebut,maka yang menjadi masalah adalah :
a. ) Apakah ada hubungan asupan gizi dengan tumbuh kembang anak  usia 5-6 tahun.
b.) Bagaimana jumlah asupan  makananan yang bergizi dalam tumbuh kembang anak.
c.) Bagaimana agar asupan gizi dapat memperbaiki tumbuh kembang anak usia 5-6 tahun.



c.) TUJUAN MASALAH
a.) Meningkatkan kesadaran orang tua mengenai pentingnya makanan
      bergizi.
b.) Untuk mengetahui hubungan asupan gizi dengan tumbuh kembang
        anak usia 5-6 tahun.
            c.) Mengantisipasi kurangnya asupan gizi pada anak usia 5-6 tahun.
d.)TINJAUAN PUSTAKA

Bayi merupakan salah satu kelompok rawan gizi. Kekurangan gizi pada masa bayi dapat menimbulkan gangguan tumbuh kembang secara fisik, mental, social, dan intelektual yang sifatnya menetap dan terus dibawa sampai anak menjadi dewasa. Selain itu kekurangan gizi dapat menyebabkan terjadinya penurunan atau rendahnya daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi. Badan kesehatan dunia WHO dan UNICEF menyatakan terjadinya gagal tumbuh akibat kurang gizi pada masa bayi mengakibatkan terjadinya penurunan IQ 11 point lebih rendah dibanding anak yang tidak kurang gizi.
Gizi kurang dan gizi buruk saat ini terjadi hampir di semua Kabupaten dan Kota di Indonesia yaitu 110 Kabupaten/Kota dari 440 Kabupaten/Kota
di Indonesia dengan prevalensi di atas 30%. Kondisi gizi buruk berpotensi terhadap angka kematian. Hal ini dilihat dari tingginya jumlah kasus gizi buruk
yang meninggal di Indonesia selama tahun 2005 yaitu 286 balita. Angka ini diperkirakan lebih tinggi dari yang sebenarnya karena data ini berdasarkan
laporan yang diambil dari Kasus-kasus kematian balita akibat gizi buruk yang tidak dilaporkan diyakini masih banyak.
Pola asuh makan pada bayi meliputi pemberian gizi yang cukup dan seimbang melalui pemberian ASI dan pola makan. Pada bayi pemberian ASI dan pola makan yang tidak benar ditengarai sebagai penyebab tingginya angka kesakitan dan gizi kurang.

e.) KERANGKA PEMIKIRAN
a.) Melakukan pendekatan terhadap orang tua.
b.) Memberikan penyuluhan terhadap orang tua mengenai pentingnya asupan gizi terhadap tumbuh kembang anak.
c.) Memberikan cara atau saran sehat mengenai asupan gizi yang baik dalam proses tumbuh kembang anak.
d.) Menjelaskan jenis-jenis makanan yang bergizi yang baik untuk disajikan pada anak usia 5-6 tahun khususnya.
F.)  Metode
Penelitian ini dilakukan di sebuah taman kanak-kanak .Desain penelitian cross sectional dengan populasi penelitian adalah anak yang berusia 5-6 tahun. Subyek dipilih dengan cara consecutive sampling. Kriteria eksklusi yang digunakan adalah: tidak masuk sekolah pada saat hari pemeriksaan,  Data penelitian yang dikumpulkan meliputi data hasil pengukuran tinggi badan (TB) dan berat badan (BB) serta pengisian kuesioner yang telah diuji coba sebelumnya melalui wawancara terpimpin. Kuesioner meliputi data sosiodemografi; 16,17 asupan nutrisi secara kualitatif dan kuantitatif, yaitu dengan metode food recall 1x24 jam; serta informasi deskriptif tentang pola makan sehari-hari yang diperoleh melalui metode food frequency. Informasi asupan nutrisi diperoleh dengan metode wawancara terstruktur dengan responden, yaitu orangtua atau pengasuh subyek penelitian, dengan menggunakan alat peraga (food model).

g.) Variabel
Ø  Variabel bebas : Asupan Gizi
Ø  Variabel terikat : Tumbuh Kembang anak 5-6 tahun

Skala Nominal



h.)QUISIONER
1. Apakah setiap pagi anak ibu diberi sarapan ?
Jawab:
 A. Ya                               B.Tidak          
2. Apakah setiap bulan anak ibu dibawa ke posyandu?
Jawab:
A. Ya                              B. Tidak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar